Pengusaha  Rasa Seniman

Brand pengusaha sepertinya mentereng . Start Up juga sebuah trend yang booming. Jika seseorang jadi pengusaha nampaknya semua akan mendekat dan mencoba menjalin kerjasama, atau setidaknya rekan anda yang bukan pengusaha langsung mrasa kalah sukses.

Tapi dari sederet pengusaha yang kita kenal, semua mengaku kehabisan nafas di tahun tahun pertama. Masih mau menjawab, tapi sudah tak kuat menanggung. Atau sebaliknya masih bisa menjawab, tapi sudah tak kuat menanggung.

Sumber Foto : http://www.kanigoro.com/

Mending modal atau tabungan disimpan di deposito saja. Main saham dan pilihan-pilihan finance yang melahirkan anak-anak uang lewat cara yang “auto banyak” itulah pilihan yang mudah. Dan mimpi menjadi pribadi yang berpengaruh untuk lebih banyak orang harus dipendam dibawah kolong meja kerja. Karena yang memainkan peran adalah uang. Kita bukan “somebody

Somebody Human Being

Manusia penuh arti adalah yang semangat terlatih dan frekuensinya masuk ultraman. Daya tahan melebihi yang kita duga.

Lalu bagaimana supaya daya tahan semangat melebihi yang kita duga sendiri seperti contoh sebagai berikut :

  • Karyawan prestasi tidak bakal mengganggu semangat
  • Komplain klien tidak membuat ciut nyali dan patah hati
  • Ketika rugi menerjang sesekali tetap mampu bangkit dan
  • Karyawan bertengkar mampu mendamaikan.

Membuat mesin perkerjaan running well itu  resepnya dioperasionalkan ala seniman sejati. Bukan dengan standard duniawi semata yang berbentuk undang-undang perlindungan untuk kepentingan masyarakat luas. Karena niatnya tidak untuk menipu dan menyakiti hati orang lain, maka seniman akan cerdas menggunakan hatinya sebagai sensor dan standar profesional.

Kalau menjadi pengusaha, tapi tanpa rasa seni maka  yang bermain hanya logika atas sadar.  Maka yang terjadi baru satu tahun sudah merasa pintar dan jumawa , atau sebaliknya mudah bosan.  Alhasil rugi sedikit ya bisa ditebak akan uring-uringan. Marah-marah tanpa ada solusi dan kemudian menyalahkan faktor eksternal. Masih bisa bergerak , tapi segitu-gitu saja. Sama sekali senyum bahagianya tak muncul kepermukaan.

Semakin runyam jika frekuensi negatif nular ke karyawan. Skeptis dan kemauan belajar berhikmah tak sanggup di kontrol. Alih-alih bahagia yang terjadi adalah ingin menghentikan mimpi.

 

Rasa Seniman

Seniman sejati hampir dipastikan bahagia. Kok tau…? Yap karena para seniman tidak dibungkus oleh tubuh dan pikirannya semata. Artinya tidak dijajah  menderita oleh asumsi benar atau salah. Hidup bukanlah pengadilan. Hidup adalah area bermain. Aturan-aturan bukan dihindari, justru dijadikan alat menempa diri hingga permainan lebih berkualitas.  Sensitifitas bisa dikontrol dengan baik, seperti menyanyikan lagu, kapan harus keras, dan kapan harus lirih. Kemudian menyanyikan lagu tanpa beban berlebihan. Easy listening.

Pengetahuan, skill dan spirit diolah menjadi sebuah kekuatan sebuah pekerjaan yang membahagiakan.  Kekuatan mau berubah itulah kunci dari seorang pekerja yang melakukan ala seniman. Perubahan adalah hasil dari menorehkan keberanian, ketekunan dan pembelajaran seumur hidup.

Ardhana  Training adalah  teman sejati anda  anda untuk mau berubah. Membuat warna baru dan siap berkontribusi sebagai modal kerja. Kita adalah manusia yang bermakna, dan baru kita disebut sebagai manusia bila bisa membuat warna dan perubahan.  Strategis dan Atraktif, itulah anda yang sesungguhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *